SEKAYU, mubapedia.com – Aksi Walk Out yang dilakukan paslon Toha-Rohman saat mengikuti Debat Publik Kedua, Rabu (20/11/2024) malam di Gedung Dharma Wanita Sekayu menimbulkan sejumlah spekulasi. Banyak yang menyebut hal itu menjadi salah satu strategi mereka untuk menghindari debat.
Apalagi, pada saat debat pertama sebelumnya, paslon tersebut, khususnya Calon Bupati (Cabup), Toha Tohet banyak melakukan blunder. Seperti salah mengartikan maksud gender, kemudian gagap saat menjawab serta beberapa insiden lainnya. Selain itu, dalam debat pertama juga, Cawabup, Rahman yang lebih banyak mengambil peran.
Sehingga, aksi walk out tersebut sebagai suatu kesengajaan yang dibuat agar tidak terlibat dalam debat.
“Sangat disayangkan, karena itulah salah satu kesempatan publik untuk menilai program atau visi misi paslon yang disampaikan dalam debat. Kalau hanya Walk Out dan tidak puas bagaimana publik mau menilai,” kata Direktur Pusat Studi Kebijakan dan Politik (PSKP), Ade Indra Chaniago saat dibincangi.
Akademisi Stisipol Candradimuka Palembang ini juga menjelaskan, aksi walk out tersebut malah menimbulkan persepsi negatif dari masyarakat terhadap paslon tersebut. “Justru hal ini bisa menimbulkan persepsi negatif bagi paslon itu sendiri. Makanya sangat disayangkan sekali kenapa harus mundur di tengah jalan,” kata Ade. Palembang wisata
Sementara itu, Pengamat Politik Sumsel, Bagindo Togar mengatakan, mundurnya paslon Toha-Rohman dari arena debat mengindikasikan ketidaksiapan dari paslon tersebut. “Ini salah satu kekonyolan mereka. Berusaha cari simpati ataupun sensasi dengan mundur debat. Padahal hal ini menjadi blunder bagi mereka sendiri,” kata Bagindo.
Menurut Bagindo, paslon tersebut terindikasi sengaja melakukan hal itu. Lantaran, sejak debat pertama, hasil survei mereka mengalami kemerosotan. “Bisa saja mereka sengaja melakukan ini. Bukan spontanitas. Apalagi sebelumnya kan sudah ada kesepakatan melalui berita acara,” ucapnya.
Sayangnya, aksi ini malah memperburuk persepsi masyarakat terhadap paslon tersebut. “Masyarakat bisa menilai sendiri kualitas calon yang akan mereka pilih. Sanksi sosial dari perbuatan mereka ini pastinya akan membuat jurang elektabilitas semakin besar,” ucapnya.
Diketahui, aksi WO tersebut dilakukan saat segmen ketiga berjalan. Dalam segmen tersebut, pasangan calon diberikan kesempatan membacakan pertanyaan yang telah disiapkan panelis dari dalam amplop. Moderator, Yohana Gabriella meminta paslon nomor urut 2 untuk mengambil amplop yang berisi pertanyaan untuk ditanyakan kepada paslon nomor urut 1, Lucianty-Syaparuddin.
Setelah mengambil amplop dan melihat pertanyaan, Calon Wakil Bupati (Cawabup) Nomor Urut 2, Rohman bukannya membacakan pertanyaan tersebut namun langsung mengeluarkan pernyataan jika pertanyaan tersebut tidak sesuai dengan rundown yang dibagikan.
“Baik bapak ibu sekalian sebelum saya membacakan subtema, tidak ada pertanyaan yang telah kami buka dari amplop, di sini kami merasa ada kejanggalan bahwasanya di rundown ini tidak sama dengan apa yang diberikan dengan kami,” kata Rahman.
Dia menyebut, seharusnya pertanyaan yang dibacakan berasal dari mereka. Bukan dari amplop seperti yang ada. “Maka dari itu mohon maaf telah habis jika kami tidak bisa merespons dalam hal ini. Dan kami mohon izin untuk tidak bisa melanjutkan debat ini,” ucap Rahman yang langsung meninggalkan panggung debat.
Paslon tersebut juga langsung keluar dari lokasi debat diikuti para pendukungnya. Mereka juga meneriakkan kata-kata ‘KPU Curang’ sembari meninggalkan arena debat.
Moderator Yohana pun langsung menunda jalannya debat. Selanjutnya, Ketua KPU Muba, M Sigid Nugroho maju ke panggung bersama komisioner KPU lainnya. Dia menegaskan, jalannya debat tetap berlangsung sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sementara itu, Cabup dan Cawabup Muba Nomor Urut 1 Lucianty-Syaparuddin tampak tegas dan lugas menjawab pertanyaan dari panelis. Misalnya saja, upaya Cabup Cawabup Lucianty-Syaparuddin untuk memperhatikan UMKM dan Koperasi di Muba.
“Memberikan perhatian untuk program UMKM dan koperasi di Muba juga merupakan bagian untuk menekan indeks rasio gini di Kabupaten Muba,” tegas Cabup Lucianty. (ril)